5 Kue Khas Lebaran Ini Ternyata Bukan Asli Indonesia

SinergiMadura.com- Kue-kue Lebaran menjadi salah satu ciri khas Indonesia yang tidak bisa dipisahkan dari perayaan Hari Raya Idul Fitri. Tidak hanya di Indonesia, negara-negara Islam lain juga memiliki tradisi serupa di mana suguhan makanan menjadi bagian yang penting dalam perayaan tersebut.

Namun, tahukah Anda bahwa beberapa kue Lebaran populer ternyata memiliki asal-usul dari Belanda?

1. Lidah Kucing

Kue lidah kucing merupakan salah satu jenis kue kering yang sangat digemari oleh masyarakat Indonesia pada saat Lebaran. Meskipun begitu, kue ini sebenarnya memiliki asal-usul dari Belanda, dan nama "lidah kucing" sendiri diambil dari bahasa Belanda 'Kattetong' yang berarti 'cat tongue'. Kue ini memiliki bentuk tipis dan pipih dengan rasa yang buttery seperti cookies.

Bahan-bahan yang digunakan untuk membuat kue lidah kucing juga cukup sederhana, seperti tepung terigu, butter, susu bubuk, dan putih telur. Seiring dengan perkembangan zaman, variasi rasa lidah kucing pun semakin bervariasi, ada yang beraroma cokelat, keju, hingga pelangi.

2. Kue Kacang

Pitmopen atau kue kacang cukup populer sebagai kue Lebaran di Indonesia. Walaupun tidak sepopuler nastar, kue kacang ini tetap diminati karena cita rasanya yang manis dan gurih dari palm sugar atau gula semut. Kue kacang ini biasanya dihiasi dengan topping kacang mede yang gurih di tengah-tengahnya.

Kue kacang memiliki asal-usul dari Belanda dengan bentuk kotak. Kue ini populer di kota Amsterdam dan biasanya disajikan dalam acara ngeteh sore di sana. Banyak orang Belanda yang menikmati kue kacang ini dengan secangkir susu atau cokelat panas.

3. Kaastengel

Kaastengel menjadi salah satu jenis kue kering yang sangat digemari oleh masyarakat Indonesia karena rasa kejunya yang lezat. Nama 'Kaasstengels' sendiri berasal dari bahasa Belanda, di mana ‘Kaas’ berarti keju dan ‘Stengels’ berarti batang. Kue ini terbuat dari adonan tepung terigu, telur, margarin, dan parutan keju. Bentuk dari kaastengel ini adalah persegi panjang dengan ukuran sekitar 3-4 cm x 1 cm.

Kalau di Belanda, kaastengel lebih enak dibuat dari keju tua seperti gouda dan edam, sehingga aroma dan rasa gurihnya lebih kuat. Namun, di Indonesia sendiri kaastengel sering kali dibuat dengan beberapa jenis keju yang lebih terjangkau. Meskipun begitu, citarasa dari kue keju versi Indonesia tidak kalah enak dengan kue keju Belanda.

4. Nastar

Nastar merupakan salah satu jenis kue kering yang sudah melegenda di Indonesia. Kue ini memiliki bentuk bundar dengan isian selai nanas di dalamnya dan terbuat dari adonan berisi mentega, telur, gula, dan tepung terigu yang disebut cookie dough. Meskipun dikenal sebagai kue kering Indonesia, sebenarnya nastar juga memiliki asal-usul dari Belanda dengan nama asli "ananas taartjes" yang berarti "kue nanas".

Menurut Yongki Gunawan, pakar pastry ternama di Indonesia, nastar aslinya memang merupakan kue nanas. Hanya saja, masyarakat Indonesia salah kaprah dengan menyebutnya sebagai kue kering. Meskipun demikian, kue nastar tetap menjadi salah satu suguhan wajib ketika Lebaran tiba.

5. Spikoe

Spikoe atau spiku bukanlah termasuk jenis kue kering, namun tetap menjadi salah satu jenis kue yang selalu hadir ketika perayaan Hari Raya Idul Fitri. Kue ini berasal dari Belanda dengan nama asli "spekkoek" yang artinya adalah kue lapis. Kue spikoe terbuat dari adonan tepung terigu dengan campuran 

telur dan lapisan adonan berwarna kuning dan cokelat yang kemudian diolesi selai nanas sebagai perekatnya.

Menurut catatan sejarah, spikoe dahulu menjadi menu utama dalam perjamuan minum teh yang dilakukan oleh para bangsawan Belanda. Namun kini, spikoe telah menjadi salah satu kue ikonik di Surabaya.

Meskipun sudah menjadi bagian dari budaya Indonesia, tidak dapat dipungkiri bahwa kue-kue Lebaran populer ini memiliki asal-usul dari Belanda. Hal ini menunjukkan bahwa pengaruh budaya Belanda cukup kuat dalam dunia kuliner Indonesia, terutama pada era penjajahan Belanda di Indonesia.