SINERGI MADURA - Pada tahun 2023, Organisasi Islam terbesar di Indonesia, Nahdlatul Ulama (NU) genap berusia 100 tahun.
Organisasi yang didirikan KH Hasyim Asy'ari ini berdiri pada 16 Rajab 1344 H atau 31 Januari 1926 dan tepat 100 tahun pada 7 Februari 2023.
Diketahui bahwa Resepsi Puncak Harlah 1 Abad Nadhlatul Ulama (NU) akan digelar pada 6 dan 7 Februari 2023, dengan berbagai rangkaian acara di berbagai titik lokasi.
Bahkan Pemerintah Provinsi Jawa Timur sendiri menerbitkan Surat Edaran (SE) yang berisi sejumlah imbauan bahwa kegiatan pembelajaran dianjurkan dilakukan secara daring atau online.
Menyambut Harlah 1 abad NU, Sekretaris Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Abdul Mu'ti menyampaikan ucapan selamat.
Dalam laman Twitter-nya, @Abe_Mukti menuliskan bahwa secara personal dan atas nama PP. Muhammadiyah, ia mengucapkan Selamat Hari Lahir NU, 31 Januari 1926-31 Januari 2023.
Sebagai sebuah Organisasi Islam Terbesar di Indonesia dan dekat dengan pemerintahan, Mu'ti menyampaikan bahwa NU bisa menjadi salah satu pemain utama dalam menentukan masa depan umat bangsa.
Baca Juga: SELAMAT! Gagal Bernasib Buruk, Tenaga Honorer Ini akan Dapatkan Prioritas PNS
Bersamaan dengan itu, salah satu cuitannya yang berjudul "Beda Anak Kiai di NU dan Muhammadiyah" di Twitter ramai dikunjungi warganet.
Abdul Mu'ti menuliskan bahwa salah satu perbedaan Muhammadiyah dengan NU adalah adanya darah biru.
Di NU putra/putri Kiai adalah darah biru yang dihormati dan diharapkan menjadi penerus pesantren.
Sedangkan di Muhammadiyah, sama sekali tidak mengenal adanya darah biru untuk keturunannya.
Putra/putri Kiai atau Tokoh Muhammadiyah tidak mendapatkan penghormatan yang berlebihan.
Baca Juga: CPNS Kemhan 2023 Dibuka! Agar Lolos, Catat Tahapan Pendaftaran dan Persyaratannya
Hal ini juga berpengaruh terhadap nama panggilan, jika di NU, anak Kiai akan dipanggil Gus, sedangkan di Muhammadiyah anak Kiai dipanggil Guys.
Cuitan tersebut kemudian ramai mendapat tanggapan warganet. Ada yang mengatakan bahwa hal itu merupakan bentuk penghormatan terhadap guru.
"Umumnya orang NU sangat menghormati guru dan yang berhubungan dengan guru tersebut. Jangankan terhadap putra/putri Kiai, pada sandalnya pun atau benda-benda mati yang berhubungan dengan sang Kiai sangat kami hormati.", tulis akun @solehahmad7, pada 31 Januari 2023.
Adapula warganet yang menyampaikan bahwa dirinya terang-terangan menolak hal-hal kedarah biruan seperti hal tersebut.
"Saya NU yang jarang banget qunutan tapi masih tahlilan, menolak juga hal-hal ke-darah biru-an kayak gini. Anak Kiai karena tinggal di Jawa, saya panggil "Mas" atau "Mbak" jika umurnya ngga selisih jauh.", tulis akun @uyaboira.
Hingga sampai artikel ini diterbitkan, cuitan Sekum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah tersebut telah mendapat 1.729 retweet dan 569 komentar dengan berbagai pro kontra.***
Artikel Terkait
Nekat Jualan Cilok Usai Lulus Kuliah, 2 Wanita Cantik Sumenep Ini Raup Cuan hingga Jutaan Rupiah dalam Sehari!
Resep Sop Iga Sapi, Ide Olahan Sederhana Rasa Istimewa!
SELAMAT! Gagal Bernasib Buruk, Tenaga Honorer Ini akan Dapatkan Prioritas PNS
Jawaban untuk mengajarkan pembagian kepada peserta didik, Bu Sara mengajarkan pengurangan...
Kunci Jawaban Post Test Fungsi Asesmen Formatif Ditunjukkan oleh Nomor?