Rebecca Klopper Pernah Jadi Korban Pemerasan hingga Minta Video Syurnya Dihapus, Bayar Rp 30 Juta

SINERGI MADURA - Mantan kuasa hukum Rebecca Klopper, Ahmad Ramzi membeberkan sejumlah fakta mengenai kasus video syur yang kini tengah bergulir menyeret dirinya.

Ahmad Ramzi menyebut, bahwa Rebecca Klopper pernah membuat laporan terkait tindakan pemerasan serta pengancaman yang diterimanya.

"RK dahulu adalah klien saya pada saat membuat laporan polisi di Bareskrim Polri. Kaitannya apa? Kaitannya tentang pemerasan dan pengancaman yang dialami RK pada bulan Oktober," kata Ahmad Ramzi dikutip Senin (29/5/2023).

Baca Juga: Kisah Perempuan Menyimpan 2 Suami dalam Satu Rumah: Tiap Malam Mandi Kembang

Lebih lanjut Ramzi menjelaskan, laporan polisi itu dibuat pada tanggal 6 Oktober 2022 dengan nomor perkara 587/2002/SPKT Bareskrim Mabes Polri.

"Saat itu saya membuat laporan polisi pada tanggal 6 Oktober 2022. Laporan tersebut saya laporkan di Bareskrim dengan nomor perkara 587/2002/SPKT Bareskrim Mabes Polri," tuturnya.

Menurutnya, atas laporan tersebut dua orang berhasil digelandang ke kantor polisi. Bahkan, keduanya ditetapkan sebagai tersangka dengan inisial NR dan FM.

Baca Juga: NGAKAK! Aldi Taher Sudah Punya Timses Garis Keras: Hukuman Koruptor Tidak Lagi Dipenjara

"Saat itu diamankan, ditetapkan dua orang tersangka yang mana dua tersangka itu adalah atas nama kalau saya tidak lupa pertama NR dan satu lagi FM kalau nggak salah ya," sambungnya.

Sedangkan alat bukti yang menguatkan status tersangka adalah video yang dimiliki oleh salah-satu dari mereka. Serta, yang menjadi alat peras adalah tangkapan layar dari video tersebut.

"Dua orang tersangka itu salah satunya memiliki video. Tetapi yang dipergunakan sebagai alat peras adalah capture dari video tersebut," lanjutnya.

Baca Juga: Tak Dikasih Jatah, Pria Ini Robek Kemaluan Istrinya: Sudah Beberapa Kali Aku Minta Nggak Dikasihnya

Becca pun disebut takut video yang melibatkan dirinya disebar, akhirnya dia menyanggupi permintaan para tersangka, yakni membayar uang puluhan juta kepada pelaku pemerasan.

"Terhadap capture video tersebut RK merasa takut video tersebar akhirnya memenuhi permintaan dari kedua tersangka tersebut. Sempat melakukan beberapa kali transfer senilai sampai dengan total Rp30 jutaan. Tapi keuntungan terhadap pemerasan tersebut dibagi dua oleh mereka," ungkapnya.